JOKO SUSILO

Kita mungkin masih ingat dengan sosok yang satu ini, yang saat jadi pemain terkenal dengan permainannya yang lincah dan gesit pada masa jayanya dulu, waktu jadi pemain Arema di tahun 1992. Pemain dengan posisi striker yang ikut mengantarkan Arema juara galatama pada tahun 1993, ya itulah sosok JOKO SUSILO yang dikenal juga dengan nama “GETHUK’.

Pemain ini pada masanya merupakan striker yang lincah dan gesit. Pemain yang dilahirkan di Cepu tanggal 12 september 1970 ini mengawali karir di tim yunior Blora dan Bojonegoro, waktu itu joko mempunyai 2 KTP sehingga bisa memperkuat 2 tim yang berbeda satu tim di kompetisi Jawa Tengah satu tim di Jawa Timur, kebetulan daerah tersebut berada di perbatasan propinsi. Joko juga mempunyai kakak yang menjadi pemain Perkesa 78 yang bernama Siswanto.

Awal karir Joko di kompetisi Galatama dimulai di Niac Mitra Surabaya tahun 1989-1991, selanjutnya ke Mitra Surabaya pada tahun 1991 – 1992. Pada kompetisi berikutnya yang di bagi 3 wilayah, Joko bergabung di Arema pada tahun 1992 yang waktu itu di ajak oleh M. Basri pelatih Arema saat itu. Joko ikut andil membawa Arema menjadi juara kompetisi galatama pada waktu itu..dia menjadi pemain arema dari tahun 1992-1996, kemudian sempat pindah ke persija Jakarta tapi cuma setengah kompetisi karena terjadi kerusuhan reformasi dan kompetisi galatama di hentikan.juga sempat di pinjam PSM Makasar untuk liga Champion Asia. Joko pun sudah merasakan polesan pelatih – pelatih hebat seperti M.Basri, Gusnul Yakin, Halilintar, Daniel Roekito, Hendrik Montolalu, Henk Wueillem, Suharno dan (Alm) Hamid Asnan.

Joko bercerita waktu Arema juara Galatama kondisi klub sangat pas-pasan tapi Arema mempunyai pemain yang cukup mumpuni waktu itu ada Singgih Pitono, Jonathan, Aji Santoso, Mecky tata, Maryanto, Imam Hambali dan masih banyak pemain berbakat yang bergabung di Arema. Sama saat arema juara liga Indonesia 2010 di mana banyak pemain Arema di panggil ke timnas. Pada masa juara galatama semua orang tidak akan menyangka yang juara adalah Arema karena kondisi tim saat itu sangat menyedihkan, dan gaji sering telat, bis pemain yang kondisinya sangat buruk atapnya bocor kalau hujan, minyak oli bis di ganti air sabun/ minyak goreng, pintu bis kalau dibuka lepas, kaca depan pecah sehingga sopir bis kalau nyetir menggunakan helm terus untuk makanan di mess yang pasti 1 hari 1 telur ayam mentah dan 1 cobek (cowek) untuk sambal.

Pernah juga pulang dari Jakarta hanya makan roti di perjalanan belum juga bonus juara waktu itu dapat televisi dan uang yang bila di jumlah kurang lebih dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah, itupun untuk televisi tidak langsung semua pemain dapat, yang terakhir dapat adalah Andik dan Syukrian yang ternyata televisinya dibelikan oleh suporter Arema.bonus rumahpun cuma tanda jadi bukan uang muka. Tapi itu semua bukan halangan buat pemain untuk memberikan yang terbaik buat Arema, karena pemain berpikir bahwa kita harus bermain bagus untuk mendapatkan bonus kemenangan dan buat mempromosikan diri pemain untuk bisa di panggil timnas, tapi yang lebih penting pemain arema waktu itu ingin memberikan permainan yang terbaik buat suporter yang sangat total dan loyal dalam memberikan dukungan ke Arema.


LIGA PRIMER INDONESIA
Pemain waktu itu kalau bertanding dan melihat penonton di stadion Gajayana semua masalah dilupakan dan hanya satu tujuan bermain yang bagus dan memberikan kemenangan buat penonton yang rela datang ke stadion hanya untuk mendukung Arema. kebersamaan pemain, management dan suporter waktu itu sangat kuat sehingga apapun yang terjadi semua komponen saling membantu memberikan jalan keluar terhadap kesulitan tim. Jokopun waktu di Arema mempunyai tandem yang pas seperti Singgih Pitono, Ahmad Junaidi, Charles Horik, Johan Prasetyo,dan Pacho. Untuk gelandang Joko sangat suka dengan Araya karena mempunyai tendangan bebas yang sangat bagus.

Waktu menjadi pemain Arema Joko menilai pemain belakang Mitra Surabaya Da Costa merupakan pemain belakang yang sulit di lewati. Waktu itu.ada cerita menarik ketika Arema main di Medan, ketika itu penonton di stadion mengejar pemain Arema karena marah, juga di Aceh di lempari kayu. Pada saat Arema di pegang bentol, Joko jadi pemain hanya semusim setelah itu Joko di beri kepercayaan untuk menjadi pelatih di akademi Arema yang di manageri oleh M. Taufan. Jokopun mengakui waktu dipegang bentol tim dikelola secara professional, akademi dan tim senior berdiri sendiri-sendiri di akademi pemain yang masuk berdasarkan kemampuan pemain dan tidak dipungut biaya, tidak ada unsur nepotisme untuk masuk akademi anak, pak satriapun tidak bisa masuk akademi meskipun pak satria waktu itu menjabat manager Arema, evaluasi tim dilakukan setiap 6 bulan sekali.hasil dari akademi Arema dapat dilihat sekarang ada Benny wahyudi, Dendi santoso, Gunawan,Sunarto, Alfarizi serta masih banyak lagi hasil binaan akademi Arema di tim lain.

Setelah kurang lebih tiga tahun menangani akademi Arema Jokopun di promosikan menjadi asisten pelatih di tim senior mulai tahun 2007 sampai sekarang, saat ini Joko sudah mempunyai lisensi A untuk kepelatihan yang sudah bisa menangani tim ISL. Joko juga punya keinginan suatu saat bisa menjadi pelatih di Arema dan dia lebih senang dengan pemain asli Malang tanpa mengecilkan arti pemain luar Malang karena kalau pemain asli Malang bila bermain jelek akan merasa malu dengan masyarakat Malang karena penonton Malang sangat peduli dengan tim Arema.

Untuk laga derby dengan persema joko punya cerita lucu waktu terjadi kericuhan gigi penjaga gawang persema yang memakai gigi palsu lepas dan dinjak-injak oleh pemain Arema, waktu itu yang kena skorsing pemain Arema adalah Hariyanto yang terekam di video pertandingan ketika memukul pemain persema. Joko juga bersyukur selama menjadi pemain tidak pernah mengalami cedera parah.

Untuk kompetisi LPI lebih baik kalau gabung dengan induk olahraga sepak bola Indonesia sehingga diakui oleh FIFA, kalau mau melakukan perubahan seharusnya jangan membuat kompetisi tandingan, harusnya yang di rubah adalah struktur organisasi PSSI, jangan mengorbankan pemain dan pelatih.

Untuk AREMANIA Joko berharap teruslah mendukung tim Arema dengan dukungan yang positif, kreatif dan loyal.tim Arema tanpa suporter bukan apa-apa sebaliknya tidak ada Aremania kalau tidak ada tim sepakbola Arema, jadi joko berharap antara Aremania dan management saling bekerjasama untuk kemajuan tim Arema.

Untuk menghadapi Liga Champion Asia tim, Arema sudah mempersiapkan diri baik fisik maupun mental bertanding pemain karena untuk manandingi tekhnik tim peserta LCA mungkin kita masih dibawah tim dari jepang, korea atau cina, jalan satu-satunya dengan mempersiapkan fisik yang prima.sehingga tim Arema tidak menjadi bulan-bulanan tim lain.dan Joko berharap tim Arema dapat mengarungi 3 kompetisi dengan baik syukur-syukur bisa mempertahankan juara liga Indonesia atau setidaknya menyamai prestasi tahun lalu.

AMIEN, SALAM SATU JIWA AREMA……...

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More